Rabu, 02 Juni 2010

Gangguan Mental Organik

Gangguan Mental Organik (termasuk gangguan mental Simtomatik)

-          Gangguan mental organik = Gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/ gangguan sistematik/ otak yang dapat didiagnosis tersendiri. Termasuk, gangguan mental sistomatik, dimana pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder dari penyakit/ gangguan sistematik diluar otak (extracerebral).

-          Gambaran Utama:

1.Gangguan fungsi kognitif; misal daya ingat (memory), daya pikir (intellect), daya belajar (learning).

2.Gangguan sensorium: misal gangguan kesadaran (consciousness) dan perhatian (attention).

3.Sindrom dengan menifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi pikiran (waham/delusi), suasana peranan dan emosi (depresi, gembira, cemas).

 

Demensia

            Merupakan suatu sindrom akibat penyakit/ ganguan otak yang biasanya bersifat kronik - progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhut kortikal multipel (multiple higher cortical function), termasuk di dalamnya: daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap (comprehension), berhitung, kemampuan belajar, berbahasa dan daya nilai (judgment). Umunya disertai, dan ada kalanya diawali, dengan kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial/ motivasi hidup.

Gangguan Mental dan Perilaku akibat pengguaan zat

-          Gangguan yang bervariasi luas dan berbeda keparahannya dari intoksidasi tanpa komplikasi dan pengunaan yang merugikan sampai gangguan psikotik yang jelas dandemensia, tetapi semua iti diakibatkan oleh karena penggunaan satu lebih zat psikoaktif (dengan atau tanpa resep dokter).

-          Identifikasi dari zat psikoaktif yang digunakan dapat dilakukan berdasarkan:

1.      Data laporan individu.

2.      Analisis objektif dari spesimen urin, darah, dsb.

3.      Bukti lain (adanya sampel obat yang ditemukan pada pasien, tanda dan gejala klinis/ dari laporan pihak ke 3).

-          Selalu dianjurkan untuk mencari bukti yang mengutkan lebih dari satu sumber, yang berkaitan dengan penggunaan zat/

-          Analisis objektif memberikan bukti yang paling dapat diandalkan perihal adanya penggunaan akhir – akhir ini/ saat ini, namun data ini mempunyai keterbatasan terhadap penggunaan zat di maa lalu/ tingkat penggunaan saat ini.

-          Banyak penggunaan obat menggunakan lebih dari satu jenis obat, namun bila mungkin, diagnosis gangguan harus diklasifikasi sesuai dengan zat tunggal (kategori dan zat) yang paling penting yang digunakannya (yang menyebabkan gangguan yang nyata).

-          Penyalahgunaan obat lain selain zat psikoaktif, seperti pencahar/ aspirin.

-          Kasus gangguan mental (terutama delirium pada usia lanjut) akibat zat psikoaktif, tetapi tanpa salah satu ganggua dalam (misal penggunaan yang merugikan/ sindrom ketergantungan).

-          Tingkat kerlibatan alkohol dapat ditunjukkan dengan menggunakan kadar alkohol dalam darah/ ditetapkan dengan derajat intoksidasinya).

 

Skizofrenia

            Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis/ “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappopriate)/ tumpul (blunded). Kesadaran yang jernih (clear cosciousness)dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.

 

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala/ lebih bila gejala – gejala itu kurang tajam/ kurang jelas:

(a) - “thought echo”: Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang/ bergema dalam      kepalanya (tidak keras), isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda.

-   “thought insertion or with drawal”: Isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam     pikirannya (insertion)/ isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (with drawal) dan “thought broadcasting”: isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain/ umum mengetahinya.

(b) -   “delusion of control “: waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.

-   “delusion of influence”: waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan   tertentu dari luar.

-    “delusion of passivity’’: waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap     suatu kekuatan dari luar. (tentang “dirinya”: secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/ anggota gerak/ ke pikiran, tindakan/ penginderaan khusus).

-  “delusion perception”: pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna   sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik/ mukjizat.

(c) Halusinasi auditorik :

-          Suara halusinasi yang berkomentar secara terus – menerus terhadap perilaku pasien.

-          Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara).

-          Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

(d) Waham – waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama/ politik tertentu/ kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca/ berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain)

-    Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

(e) Halisinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas ataupun disertai oleh ide – ide berlebihan (over vavled ideas) yang menetap/ apabila terjadi setiap hari selama berminggu – minggu/ berbulan – bulan terus 0 menerus.

(f) Arus pikiran yang terputus – putus (break)/ yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi/pembicaraan yang tidak relevan/ neologisme.

(g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh – gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing)/

fleksibel cerea, negativisme, mutisme dan stupor.

(h) Gejala – gejala “negatif”, seperti sangat apatis, bicara yang jarang , dan respons emosional yang menumpul/ tidak wajar yang wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari prgaulan sosial dan menurunnya kinerja sosail, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi/ medikasi neuroleptika.

-    Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan/ lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal).

-  Harusnya ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu    keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (perconal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat  sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self absord bed attitude) dan penarikan diri →→Gangguan Suasana Perasaan (Gangguan Afektif/ Mood)

-    Kelainan fundamental dari kelompok ganguan ini adalah perubahan suasana perasaan (mood)/ afek  biasanya kearah depresi (dengan/ tanpa anxietas yang menyertainya)/ kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkataktifitas, dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu/ mudah dipahami hubungannya dengan perubahan tersebut.

-    Gangguan afektif dapat dibedakan menurut:

1.      Episode tunggal/ miltipel.

2.      Tingkat keparahan gejala;

-  Mania dengan gejal psikotik → mania tanpa gejala psikotik → hipomania

-  Depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala psikotik → berat dengan gejala  psikotik

3.      Dengan atau tanpa gajala somatik.

 

 

 

 

 

 

Gangguan Neurotik, Gangguan Somatotoform dan Gangguan Terkait Stres

-          Gangguan neurotik, gangguan somatotoform dan gangguan terkait stres, dikelompok satu dengan alasan bahwa dalam sejarahnya ada hubungan dengan  perkembangan konsep neurosis dan berbagai kemungkinan penyebab psikologis (psychological causation).

-          Konsep mengenai neurosis secara prinsip tidak lagi digunakan sebagai patokan   dalam pengaturan penggolongan, meskipun dalam beberapa hal masih diperhitungkan untuk memudahkan bagi mereka yang terbiasa mengunakan istilah neurotik dalam mengidentifikasikan gangguan tersebut.

 

Simdrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik

-          Ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaj, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.

-          Untuk suatu diagnosis yang pasti, dibutuhkan semua hal seperti di bawah ini:

a)      Berat badan tetap dipertahankan 15 % di bawah yang seharusnya (baik yang berkurang maupun yang tak pernah tercapai) atau “Quetelet’s body – mass andex” 17,5 atau kurang (Quetelet’s body – mass index = [kg]/ tinggi [m]²}. Pada penderita pra – pubertas bisa saja gagal mencapai berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan.

b)      Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan mengadirkan makanan yang mengandung lemak dan salah satu ataua lebih dari hal – hal yang berikut ini:

-          Merangsang muntah oleh diri sendiri.

-          Menggunakan pencahar (urus – urus).

-          Olahraga berlebihan

-          Memakai obat penekan nafsu makan dan atau diuretika.

c)      Terdapat distorsi “body – image” dalam bentuk psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan gemuk ters – menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terhadap berat badan yang rendah.

b)      Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan “hipotalamic – pituitary – gonadol – axis”, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria sebagai kehilangan minat dan potensi seksual. (sesuatu kekecualian adalah pendarahan vagina yang menetap pada wanita yang anoreksia yang menerima terapi hormon, umunya dalam bentuk pil kontrasepsi) juga dapat terjadi kenaikan hormon prtumbuhan, naiknya kadar kortisol, perubahan metabolisme pariferal dari hormon tiroid, dan sekresi insulin abnormal.

c)      Jika onset terjadi pada masa pra – pubertas, perkembangan pubertas tertunda/ dapat juga tertahan (pertumbuhan berhenti, pada anak perempuan buah dadanya tidak berkembang dan dapat amenore primer, pada anak laki – laki genitalnya kecil). Pada penyembuhan, pubertas kembali normal, tetapi “menarche” terlambat.

 

Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa

-          Mencakup berbagai kondisi klinis yang bermakna dan pola perilaku yang cenderung menetap, dan merupakan ekspresi dari pola hidup yang khas dari seseorang dan cara – cara berhubungan dengan diri maupun orang lain.

-          Beberapa dari kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang sejak dini dari masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi faktor – faktor konstitusi dam pengalaman hidup, sedangkan yang lainnya “ didapat” (acquried) pada masa kehidupan selanjutnya.

 

Retardasi Mental

        Adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti/ tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selam masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.

         Retardasi mental dapat terjadi dengan/ tanpa gangguan fisik lainnya. Hendaya perilaku adaptif selalu ada, tetapi dalam lingkungan sosial trlindung dimana sarana pendukung cukup tersedia, hendaya ini mungkin tidak nampak sama sekali pada penyandang retardasi mental ringan.

Ganggguan Perkembangan Psikologis

-          Gangguan – gangguan yang umum mempunyai gambaran sebagai berikut:

a)      Onset bervariasi selama bayi/ kanak – kanak.

b)      Adanya hendaya/ kelambatan perkembangan fungsi – fungsi yang berhubungan erat dengan kematangan biologis dari susunan syaraf pusat.

c)      Berlangsung secara terus – menerus tanpa adanya remisi dan kekambuhan yang khas bagi banyak gangguan jiwa.

-          Pada sebagian besar kasus, fungsi – fungsi yang dipengaruhi termasuk bahasa, ketrampilan “visuo – spatial” dan atau koordinasi motorik.

-          Yang khas adalah hendayanya berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia anak (walaupun defisit yang lebih ringan sering menetap sampai masa dewasa).

 

Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Masa Kanak dan Remaja

-          ciri – ciri utama ialah berkurangnya perhatian dan aktifitas berlebihan. Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak untuk diagnosis dan haruslah nyata ada pada lebih dari satu situsi (misal di rumah, di kelas, di klinik).

-          Berkurangnya perhatian tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya tugas dan ditinggalkanya suatu kegiatan sebelum tuntas selesai. Anak – anak ini seringkali beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain, rupanya kehilangan minatnya terhadap tugas yang satu, karena perhatiannya tertarik pada kegiatan lainnya (sekalipun kajian laboratorium pada umumnya tidak menunjukkan adanya derajat ganggauan sonsorik/ perceptual yang tidak biasa). Berkurangnya dalam ketekunan dan perhatian ini seharusnya hanya didiagnosis bila sifat ”berlebihan bagi anak dengan usia/ IQ yang sama”.

-          Hiperaktif dinyatakan dalam kegelisahan yang berlebihan, khususnya dalam situasi yang menuntut keadaan relatif tenang. Hal ini, tergantung dari situasinya, mencakup anak itu berlari – lari/ berlompat – lompat sekeliling ruangan ataupun bangun dari duduk/ kursi dalam situasi yang menghendaki anak itu tetep duduk, terlalu banyak berbicara dan ribut/ kegugupan/ kegelisahan dan berputar – putar (berbelit – belit). Tolok ukur untuk penilainnya ialah bahwa suatu aktifitas disebut berlebihan dalam konteks apa yang diharapkan pada suatu situasi dan dibandingkan dengan anak – anak lain yang sama umur dan nillai IQ – nya. Ciri khas perilaku ini paling nyata di dalam suatu situasi yang berstruktur dan diatur yang menuntut suatu tingkat sikap pengendalian diri yang tinggi

-          Gambaran penyerta tidaklah cukup bahkan tidak diperlukan bagi suatu diagnosis, namun demikian ia dapat mendukung. Kecerobohan dalam hubungan – hubungan sosial, kesembronoan dalam situasi yang berbahaya dan sikap yang secara impulsif melanggar tata tertib (yang diperlihatkan dengan mencampuri urusan/ mengganggu kegiatan orang lain, terlampau cepat menjawab pertanyaan – pertanyaan yang belum lengkap diucapkan orang/ tidak sabar menunggu gilirannya), kesemuanya merupakan ciri khas dari anak – anak dengan gangguan ini.

-          Gangguan belajar serta kekakuan motorik sangat sering terjadi dan haruslah dicatat secara terpisah bila ada, namun demikian tidak boleh dijadikan bagian dari diagnosis actual mengenai gangguan hiperkinetik yang sesungguhnya.

-          Gejala – gejala dari gangguan tingkah laku bukan merupakan kriteria eksklusi ataupun kriteria inklusi diagnosis utamanya, tetapi ada tidaknya gejala – gejala itu dijadikan dasar untuk subdivisi utama dari gangguan tersebut..   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar